Rabu, 20 Maret 2013

Kemanakah Biaya Akomodasi Guru Pendamping Dari mahasiswa UNimed yang di tempatkan Di NIAS Utara.



Pemerintahan Kabupaten Nias Utara dalam hal ini Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga menjamin biaya akomodasi untuk guru-guru pendamping dari unimed yang telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya akan dibayarkan seluruhnya setelah selesainya program dan paling lambat bulan Januari tahun 2012 mendatang demikianlah dikatakan Bapak Kadisdikbudpor Kabupaten Nias Utara. Kepala Bidang Pendidikan Menengah (KABID DIKMEN Disdikbudpor) Drs. Firman G. menyebutkan, saat ini uang untuk biaya akomodasi itu sudah ada, hanya saja kita tunggu pencairannya dan akan diusahakan secepatnya dan dikirm langsung ke rekening masing-masing peserta guru pendamping dari Unimed.

“Biaya Akomodasi untuk guru pendamping akan dibayarkan paling lama pada bulan januari, Karena uangnya sudah ada,” jelas Firman Gulo di kantor Disdikbudpor Nias Utara, Selasa (7/01/12)... dana sebesar Rp. 103.000.000,00 (Seratus tuga juta rupiah) yang telah dijanjikan pada awal program pendampingan di nias utara, hingga kini belum ada wujud. saya tidak tau persis dana itu dialihkan kemana, namun dari sini saya menilai keadaan seperti ini akan menghambat kemajuan daerah, terlebih pada biaya peningkatan mutu pendidikan.







OLEH : TONI GULO

Hubungan Minat Kejuruan dan Kelengkapan Fasilitas Belajar-BAB I


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah

Peningkatan kualitas pendidikan sebagai tuntutan akan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) dapat berkompetisi di era globalisasi akan terus berlangsung. Perhatian terhadap pendidikan khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi bagian penting bagi keberhasilan pendidikan. Istilah pendidikan merupakan suatu hal yang tidak asing lagi bagi semua orang, terlebih lagi di era globalisasi yang dikenal dengan zaman kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) seperti sekarang ini. Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa sangat erat hubungannya dengan pendidikan, sebab pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu. Setiap individu secara langsung ataupun tidak langsung dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan mampu sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menangani pembanguan yang senantiasa mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan kebutuhan zaman. Untuk mensukseskan pembangunan bangsa dan negara dibutuhkan SDM dan yang menguasai ilmu pengetahuan dan memiliki keterampilan. Untuk itu peranan lembaga pendidikan sangat besar untuk menghasilkan SDM yang potensial guna menyokong pelaksanaan pembangunan bangsa dan negara. Dengan kata lain pendidikan merupakan suatu titik sentral dalam pembangunan.

1
 
Pendidikan sebagai salah satu dasar  pengembangan Sumber Daya Manusia dalam suatu Negara, sebagaimana dinyatakan dalam undang-undang  RI No. 20 tahun 2003, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
            Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan dibidang teknologi yang menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, berkepribadian dan beretos kerja, profesional, bertanggung jawab dan produktif serta sehat jasmani dan rohani (GBHN, 2000).
Hal ini sesuai dengan pendapat Pakpahan (1995)  yang merumuskan empat misi pendidikan kejuruan, yakni: 1) Menghasilkan Sumberdaya Manusia yang dapat menjadi faktor keunggulan dalam berbagai sektor pembangunan, 2) Mengubah peserta didik dari status beban menjadi aset pembangunan yang produktif, 3) Menghasilkan tenaga kerja profesional untuk memenuhi tuntutan kebutuhan industrialisasi khususnya tuntutan pembangunan pada umumnya, dan 4) Membekali peserta didik untuk dapat mengembangkan dirinya secara berkelanjutan. Untuk mencapai hal tersebut, maka siswa SMK dituntut lebih memahami dan menguasai setiap program diklat yang diterimanya di sekolah karena setiap program diklat saling mendukung dan saling mempengaruhi pada peningkatan ilmu serta keterampilan, perkembangan sikap dan kepribadiannnya.
            Sejalan dengan itu Hadiwartama (1993:214) menyatakan bahwa “ sekolah kejuruan bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja tingkat menengah yang terampil dan dapat memenuhi persyaratan jabatan dalam bidang industri, perdagangan dan jasa, dan mampu berusaha sendiri dalam membuka lapangan kerja”.
Hal ini sesuai dengan tujuan Pendidikan SMK Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan yang tercantum dalam GBPP kurikulum SMK Teknologi dan Industri edisi 2004, sebagai berikut:
1.      Memasuki lapangan kerja dan dapat mengembangkan sikap profesional dalam lingkup keahlian gambar bangunan.
2.      Mampu memilih karier, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan diri dalam lingkup keahlian gambar bangunan.
3.      Menjadi tenaga kerja tingkat menengah  untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun masa yang akan datang  dalam lingkup keahlian gambar bangunan.
4.      Menjadi warga Negara yang produktif, adaptif, kreatif.
Dari uraian diatas dikatakan bahwa lulusan SMK diutamakan untuk memasuki dunia kerja sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing, oleh sebab itu siswa dibekali dengan materi pelajaran yang berkaitan dengan kebutuhan dunia industri. Untuk meningkatkan mutu disetiap lulusan serta menunjang kemampuan dalam bidang teknologi dan kejuruan, maka setiap siswa dituntut untuk memiliki keahlian serta prestasi belajar yang merupakan wujud nyata dari penguasaan belajar, sehingga dapat diterapkan pada bidang pekerjaan yang akan digeluti nantinya.
Hasil belajar yang diperoleh oleh siswa melalui kegiatan belajar mengajar, tidak dapat dicapai seluruhnya secara langsung dan tidak dapat diukur dengan mudah seperti yang dikemukakan oleh Suryabrata (1983:26) bahwa: Hasil belajar dipengaruhi 2 (dua) faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa ), meliputi ; minat, bakat, kreatifitas, motivasi, IQ, dll, sedangkan faktor eksternal (faktor  yang berasal dari luar siswa), meliputi sarana dan prasarana, lingkungan, pendidik, buku-buku, media, metode belajar dan sebagainya.
Adanya minat kejuruan dan kelengkapan fasilitas belajar siswa sangat mempengaruhi hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran yang disajikan. Siswa yang tidak  memiliki minat kejuruan dan kekurangan fasilitas belajar maka akan sulit bagi mereka untuk menguasai dan menuntaskan materi pelajaran yang disajikan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2001:744) Minat adalah kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Maka minat adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu yang disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajari lebih lanjut. Dengan tidak adanya minat dalam diri siswa maka siswa tersebut akan malas untuk belajar sehingga muncul dalam pikirannya untuk tidak mengikuti pelajaran.
Sejalan dengan tujuan SMK itu, Purtowisastro (1986:25) menyatakan bahwa: “Penggunaan alat-alat dalam proses belajar mengajar bertujuan meningkatkan motivasi siswa untuk lebih berhasil”. Semakin tinggi motivasi belajar maka akan semakin tinggi pula hasil belajar siswa, pendapat ini dibuktikan dengan hasil penelitian lain yang menyebutkan terdapat hubungan positif dan berarti antara motivasi belajar dengan hasil belajar. Pendapat di atas menjelaskan bahwa kelengkapan fasilitas belajar siswa dapat memberi motivasi kepada siswa untuk mengikuti mata diklat serta tugas-tugas dengan semangat belajar yang tinggi, dimana motivasi ini kemudian akan meningkatkan hasil belajar siswa tersebut.
Akan tetapi pada kenyataannya banyak lulusan SMK yang masih menganggur, dimana dikarenakan kurang terampilnya dalam menggunakan alat-alat praktek. Adanya lulusan SMK yang kurang mampu bekerja secara langsung, karena belum terjaminnya pengetahuan dan keterampilan siswa sesuai dengan lapangan kerja yang ditawarkan oleh dunia industri merupakan indikasi dari hasil belajar
Dari observasi yang telah dilakukan, hasil belajar DKK siswa yang diperoleh oleh penulis langsung dari salah satu guru di jurusan teknik gambar bangunan SMK Negeri 1 Merdeka menunjukkan hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah 1 dibawah ini yang menyatakan rendahnya nilai rata-rata hasil belajar DKK ( Menerapkan Dasar-Dasar Gambar Teknik ) pada siswa kelas X Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Merdeka Berastagi dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) adalah 70

Tabel 1. Nilai Perolehan Hasil Belajar DKK
No
Nilai Siswa
Jumlah Siswa
Persentase (%)
1
90 – 100
-
-
2
80 – 89
14 Orang
35 %
3
70 – 79
26 Orang
65 %
4
< 70
-
-
Jumlah
40 orang

Sumber : DKN Siswa SMK Negeri 1 Merdeka TP 2011/2012
Seperti yang telah diuraikan sebelunya bahwa masih rendahnya nilai siswa pada tabel 1 diatas dapat disebabkan berbagai hal. Karena hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap hasil belajar, antara lain : kurikulum , sarana, fasilitas belajar siswa, pemberian mata diklat guru, lingkungan, dan lain-lain. Sedangkan faktor internal antara lain : kreatifitas belajar, minat kejuruan, motivasi belajar, kedisplinan dalam belajar, dan lain-lain. Dan dari wawancara yang dilakukan terhadap guru bidang studi diambil kesimpulan bahwa hasil belajar Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK) siswa di SMK Negeri 1 merdeka Berastagi, jauh dari yang diharapkan. Hal ini disebabkan kurangnya minat kejuruan dan kurangnya fasilitas belajar siswa.
            Minat masuk kejuruan merupakan salah satu faktor penentu dalam bbelajar. Apabila siswa tidak mempunyai minat masuk kejuruan maka akan berakibat pada kurangnya perhatian siswa terhadap mata pelajaran yang diberikan oleh guru. Hal ini dikemukakan Sastrapradja (1981 : 235), bahwa minat merupakan perhatian yang khusus terhadap bidang tertentu.
Selain minat masuk kejuruan salah satu faktor yang dianggap penting adalah kelengkapan fasilitas belajar siswa. Kelengkapan fasilitas belajar siswa merupakan dasar utama yang harus disediakan oleh siswa dalam mengikuti proses belajar di sekolah dan dalam mengerjakan pekerjaan di rumah yang diberikan oleh guru. Jadi kelengkapan fasilitas belajar siswa merupakan dasar utama yang mendukung mata pelajaran pada SMK diantaranya Dasar Kompetensi Kejuruan (Menerapkan Dasar-Dasar Gambar Teknik)
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Minat Masuk Kejuruan dan Kelengkapan Fasilitas Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK) Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Merdeka Berastagi Tahun Pembelajaran 2012/2013”.

B. Identifikasi Masalah
            Dari latar belakang yang dikemukakan dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu:
1.      Seberapa besar peranan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam mengisi pembangunan di Indonesia?
2.      Mengapa para lulusan siswa SMK banyak yang tidak siap pakai di lapangan pekerjaan?
3.      Faktor apa yang mempengaruhi hasil belajar siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Berastagi?
4.      Bagaimana minat kejuruan siswa kelas X  Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri X Merdeka berastagi?
5.      Bagaimana kesiapan siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Berastagi sebagai calon tenaga kerja?
6.      Bagaimanakah kondisi Fasilitas belajar siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Berastagi?
7.      Faktor apa sajakah yang mempengaruhi hasil belajar kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Berastagi?
8.      Bagaimana hasil belajar Dasar Kompetensi Kejuruan (Menerapkan Dasar-Dasar Gambar Teknik) kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Berastagi ?
9.      Apakah ada hubungan minat kejuruan dengan hasil belajar Dasar Kompetensi Kejuruan (Menerapkan Dasar-Dasar Gambar Teknik) kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Berastagi ?
10.  Apakah ada hubungan kelengkapan fasilitas belajar siswa dengan hasil belajar Dasar Kompetensi Kejuruan (Menerapkan Dasar-Dasar Gambar Teknik) kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Berastagi ?
11.  Apakah ada hubungan minat kejuruan dan kelengkapan fasilitas belajar siswa terhadap hasil belajar Dasar Kompetensi Kejuruan (Menerapkan Dasar-Dasar Gambar Teknik) kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Berastagi ?
12.  Apakah siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 1 Merdeka Berastagi Tahun Pembelajaran 2012/2013 mempunyai minat kejuruan yang tinggi ?


C. Pembatasan Masalah
            Mengingat luasnya permasalahan dan terbatasnya waktu maka diperlukan adanya pembatasan masalah agar dapat menjauhkan diri dari timbulnya penafsiran yang berbeda. Maka agar hasil penelitian ini dapat lebih terarah, ruang penelitian ini hanya membahas: hubungan minat kejuruan dan kelengkapan fasilitas belajar siswa siswa terhadap hasil belajar Dasar Kompetensi Kejuruan (Menerapkan Dasar-Dasar Gambar Teknik) kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Berastagi Tahun Pembelajaran 2012/2013

D. Rumusan Masalah
            Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah penelitian, maka peneliti mengajukan rumusan masalah penelitian ini sebagi berikut:
1.      Seberapa besar minat kejuruan siswa kelas X jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Merdeka berastagi ?
2.      Apakah terdapat hubungan yang positif dan berarti minat kejuruan dan hasil belajar Dasar Kompetensi Kejuruan ?
3.      Apakah terdapat hubungan yang positif dan berarti kelengkapan fasilitas belajar siswa dan hasil belajar Dasar Kompetensi Kejuruan ?
4.      Apakah terdapat hubungan yang positif dan berarti minat kejuruan dan kelengkapan fasilitas belajar siswa dengan hasil belajar Dasar Kompetensi Kejuruan ?

E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan batasan masalah di atas maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:
1.      Untuk mengetahui seberapa besar minat kejuruan dari siswa kelas X jurusan teknik gambar bangunan SMK Negeri 1 Merdeka Berastagi ?
2.      Untuk mengetahui tingkat kecenderungan minat kejuruan siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 1 Merdeka Berastagi Tahun Pembelajaran 2012/2013.
3.      Untuk mengetahui tingkat kecenderungan kelengkapan fasilitas belajar siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 1 Merdeka Berastagi Tahun Pembelajaran 2012/2013.
4.      Untuk mengetahui hubungan minat kejuruan dan kelengkapan fasilitas belajar siswa dengan hasil Dasar Kompetensi Kejuruan (Menerapkan Dasar-Dasar Gambar Teknik) kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Berastagi

F. Manfaat Penelitian
            Adapun manfaat penelitian adalah:
1.      Untuk memberikan informasi tentang hubungan Miinat Kejuruan dan Kelengkapan Fasilitas Belajar Siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 1 Merdeka Berastagi Tahun Pembelajaran 2012/2013
2.      Sebagai bahan masukan bagi Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan, selaku penghasil guru teknik khususnya jurusan pendidikan teknik bangunan.
3.      Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi lembaga pengelola pendidikan, orang tua siswa dan khususnya guru program keahlian Teknik Gambar Banguan dalam upaya peningkatan mutu lulusan SMK Negeri 1 Merdeka Berastagi
4.      Sebagai masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam dalam bidang pendidikan kejuruan.
5.      Sebagai referensi bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian lebih lanjut
6.      Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh berbagai pihak sebagai bahan informasi untuk pengembangan ilmu dalam teknologi dalam bidang pendidikan dan ketenaga kerjaan.





DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, H. Abu, 2003. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Arshad. 2000. Media Pengajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Arsyad, Arshad. 2002. Media Pembelajaran, edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Damiyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (1998). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Daradjat, Zakiah. 2004. Teori Dasar Gambar Teknik. http://typecat.com/pdf/teori-dasar -gambar-teknik.html. diakses 31 Oktober 2012.

Djamarah, S.B. dan Zain, A. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Gagne, R. M. 1985. The Condition of Learning and Theory of Instruction, 4th ed. New York: CBS College Publishing.

Gagne, R.M. dan Brigs, L.J. (1979). Principles Of Instructional Design. New York: Holt Rinehart and Winston.

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia

Hamalik, O. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara


http://www/google.co.id://Pendidikan Kejuruan(SMK). (diakses 14 Oktober 2012)

Johari, Amin. 2007. Pengaruh Disiplin Belajar, Lingkungan Belajar, dan Variasi Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA PGRI 1 Kebumen Tahun Ajaran 2005/2006. Semarang: Skripsi Universitas Negeri Semarang. (http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH0149/f980f59c.dir/doc.pdf. diakses 4 November 2012).

Kartini, Kartono. 1985. Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi, Jakarta: Rajawali.

Kemit. Br Enita Arbina. 2007. Hubungan Antara Minat Masuk Sekola Menengah Kejuruan (SMK) dan Motivasi Intrinsik Dengan Hasil Belajar Menggambar Teknik Pada Siswa Tingkat I Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P 2006/2007. 2007 : Skripsi : Universitas Negeri Medan.

Khumaidi, In’am. Pengaruh Lingkungan Keluarga Dan Sarana Prasarana Belajar Di Rumah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 1 Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di MAN Malang 1 Tlogomas, 2009. skripsi : Universitas Islam Negeri Malang.

Kherid, Zaitun, Y.A. 2009. Sumber Belajar Dari Berbagai Macam Sumber. (on line). http://purwanto.web.id/wp-content/uploads/2009/01/sumber-belajar-dapat-dari-bermacam.pdf

Mulyasa. 2005. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta : Depdiknas.

Mustahmid, Anang. 2008. Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Belajar di Sekolah dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Kelas XI di SMK Negeri 1 Bojonegoro. Malang: Skripsi Universitas Negeri Malang. (online). (http://etd.eprints.ums.ac.id/5022/ diakses 20 Oktober 2012).

Nababan, Dimpu. 2012. Hubungan Fasilitas Bengkel Bangunan Dan Minat Belajar Dengan Hasil Belajar Praktek Batu Pada Siswa Kelas XI Program Keahlian Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Pematangsiantar Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi Universitas Negeri Medan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta : Depdiknas.

Poerwdarminta. 1998. Sarana dan Fasilitas Belajar. Jakarta : Rineka Cipta

Prantiya. 2008. Kontribusi Fasilitas Belajar dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Kimia pada Siswa SMA Negeri 1 Karangnongko Kabupaten Klaten. Tesis tidak diterbitkan. Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Purwanto, Ngalim, Pskologi Pendidikan, Bandung : Remadja Karya, 1985.

Puspitaningtyas, Rinda. 2009. Pengaruh Disiplin Belajar dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Kartasura Tahun 2008/2009. Surakarta: Skripsi thesis Universitas Muhammadiyah. (online). (http://etd.eprints.ums.ac.id/455/).

Sabri, Ahmad. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Kencana

Sam, Arianto. 2008. Pengertian Fasilitas Belajar, (On line), (http://sobatbaru.blogspot.com/2008/10/pengertian-fasilitas-belajar.html diakses 07 November 2012).

Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A., & Rahadjito. 1990. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, edisi 1. Jakarta: CV. Rajawali.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Subroto, Suryo. 1990. Beberapa Aspek Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Subroto, Suryo. 1998. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Soemanto, Wasty, & Soetopo, Hendiat, Dasar dan Teori Pendidikan Dunia tantangan bagi para Pemimipin Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1982.

Soedjana, 2002. Metode Statistika: Bandung: Tarsito

Suardiman, Siti Partini .1988. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Studying.

Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Soemanto, Wasty. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Suparno (2008). Teknik Gambar Bangunan, Jilid 1, Jakarta. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Timbul Purwoko, Bedjo (1980). Petunjuk Praktek Batu dan Beton, Jakarta. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional, (Online), (http/// www. depdiknas.go.id/ UU RI No 20/2003-Sistem Pendidikan Nasional, html, diakses 9 September 2012)

Walgito, B. 1993. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi Offset

Wikipedia, 2010. Sekolah Menengah Kejuruan. From (http://id.wikipedia.org, diakses 9 september 2012)