BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peningkatan kualitas pendidikan sebagai tuntutan akan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) dapat berkompetisi di era globalisasi akan terus berlangsung. Perhatian terhadap pendidikan khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi bagian penting bagi keberhasilan pendidikan. Istilah pendidikan merupakan suatu hal yang tidak asing lagi bagi semua orang, terlebih lagi di era globalisasi yang dikenal dengan zaman kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) seperti sekarang ini. Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa sangat erat hubungannya dengan pendidikan, sebab pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu. Setiap individu secara langsung ataupun tidak langsung dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan mampu sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menangani pembanguan yang senantiasa mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan kebutuhan zaman. Untuk mensukseskan pembangunan bangsa dan negara dibutuhkan SDM dan yang menguasai ilmu pengetahuan dan memiliki keterampilan. Untuk itu peranan lembaga pendidikan sangat besar untuk menghasilkan SDM yang potensial guna menyokong pelaksanaan pembangunan bangsa dan negara. Dengan kata lain pendidikan merupakan suatu titik sentral dalam pembangunan.
|
Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan dibidang teknologi yang
menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah. Hal ini sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional yaitu untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang
beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur,
berkepribadian dan beretos kerja, profesional, bertanggung jawab dan produktif
serta sehat jasmani dan rohani (GBHN, 2000).
Hal ini sesuai dengan pendapat Pakpahan
(1995) yang merumuskan empat misi
pendidikan kejuruan, yakni: 1) Menghasilkan Sumberdaya Manusia yang dapat
menjadi faktor keunggulan dalam berbagai sektor pembangunan, 2) Mengubah
peserta didik dari status beban menjadi aset pembangunan yang produktif, 3)
Menghasilkan tenaga kerja profesional untuk memenuhi tuntutan kebutuhan
industrialisasi khususnya tuntutan pembangunan pada umumnya, dan 4) Membekali
peserta didik untuk dapat mengembangkan dirinya secara berkelanjutan. Untuk
mencapai hal tersebut, maka siswa SMK dituntut lebih memahami dan menguasai
setiap program diklat yang diterimanya di sekolah karena setiap program diklat
saling mendukung dan saling mempengaruhi pada peningkatan ilmu serta
keterampilan, perkembangan sikap dan kepribadiannnya.
Sejalan
dengan itu Hadiwartama (1993:214) menyatakan bahwa “ sekolah kejuruan bertujuan
untuk menghasilkan tenaga kerja tingkat menengah yang terampil dan dapat
memenuhi persyaratan jabatan dalam bidang industri, perdagangan dan jasa, dan
mampu berusaha sendiri dalam membuka lapangan kerja”.
Hal ini sesuai dengan tujuan Pendidikan
SMK Program Keahlian Teknik Gambar
Bangunan yang tercantum dalam GBPP kurikulum SMK Teknologi dan Industri
edisi 2004, sebagai berikut:
1.
Memasuki lapangan kerja dan dapat mengembangkan sikap
profesional dalam lingkup keahlian gambar
bangunan.
2.
Mampu memilih karier, mampu berkompetisi dan mampu
mengembangkan diri dalam lingkup keahlian gambar bangunan.
3.
Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan
industri pada saat ini maupun masa yang akan datang dalam lingkup keahlian gambar bangunan.
4.
Menjadi warga Negara yang produktif, adaptif, kreatif.
Dari uraian diatas dikatakan bahwa lulusan
SMK diutamakan untuk memasuki dunia kerja sesuai dengan bidang dan keahliannya
masing-masing, oleh sebab itu siswa dibekali dengan materi pelajaran yang
berkaitan dengan kebutuhan dunia industri. Untuk meningkatkan mutu disetiap
lulusan serta menunjang kemampuan dalam bidang teknologi dan kejuruan, maka
setiap siswa dituntut untuk memiliki keahlian serta prestasi belajar yang merupakan wujud nyata dari
penguasaan belajar, sehingga dapat diterapkan pada bidang pekerjaan yang akan
digeluti nantinya.
Hasil belajar yang diperoleh oleh siswa
melalui kegiatan belajar mengajar, tidak dapat dicapai seluruhnya secara
langsung dan tidak dapat diukur dengan mudah seperti yang dikemukakan oleh
Suryabrata (1983:26) bahwa: Hasil belajar dipengaruhi 2 (dua) faktor, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal (faktor yang berasal dari
dalam diri siswa ), meliputi ; minat, bakat, kreatifitas, motivasi, IQ, dll,
sedangkan faktor eksternal (faktor yang
berasal dari luar siswa), meliputi sarana dan prasarana, lingkungan, pendidik,
buku-buku, media, metode belajar dan sebagainya.
Adanya minat kejuruan dan kelengkapan fasilitas belajar siswa sangat
mempengaruhi hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran yang disajikan.
Siswa yang tidak memiliki minat kejuruan
dan kekurangan fasilitas belajar maka
akan sulit bagi mereka untuk menguasai dan menuntaskan materi pelajaran yang disajikan. Menurut kamus besar
bahasa Indonesia (2001:744) Minat adalah kecendrungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu. Maka minat adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian
terhadap sesuatu yang disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan
mempelajari lebih lanjut. Dengan tidak adanya minat dalam diri siswa maka siswa
tersebut akan malas untuk belajar sehingga muncul dalam pikirannya untuk tidak
mengikuti pelajaran.
Sejalan
dengan tujuan SMK itu, Purtowisastro (1986:25) menyatakan bahwa: “Penggunaan
alat-alat dalam proses belajar mengajar bertujuan meningkatkan motivasi siswa
untuk lebih berhasil”. Semakin tinggi motivasi belajar maka akan semakin tinggi
pula hasil belajar siswa, pendapat ini dibuktikan dengan hasil penelitian lain
yang menyebutkan terdapat hubungan positif dan berarti antara motivasi belajar
dengan hasil belajar. Pendapat di atas menjelaskan bahwa kelengkapan fasilitas belajar siswa
dapat memberi motivasi kepada siswa untuk mengikuti mata diklat serta tugas-tugas
dengan semangat belajar yang tinggi, dimana motivasi ini kemudian akan
meningkatkan hasil belajar siswa tersebut.
Akan tetapi pada kenyataannya banyak lulusan
SMK yang masih menganggur, dimana dikarenakan kurang
terampilnya dalam menggunakan alat-alat praktek. Adanya lulusan SMK yang kurang mampu bekerja secara langsung, karena
belum terjaminnya pengetahuan dan keterampilan siswa sesuai dengan lapangan
kerja yang ditawarkan oleh dunia industri merupakan indikasi dari hasil belajar
Dari observasi yang telah dilakukan, hasil belajar DKK siswa yang diperoleh oleh penulis langsung
dari salah satu guru di jurusan teknik gambar bangunan SMK Negeri 1 Merdeka
menunjukkan hasil belajar siswa masih
rendah. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah 1 dibawah ini yang
menyatakan rendahnya nilai rata-rata hasil belajar DKK ( Menerapkan Dasar-Dasar
Gambar Teknik ) pada siswa kelas X Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1
Merdeka Berastagi dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) adalah 70
Tabel 1. Nilai Perolehan Hasil Belajar
DKK
No
|
Nilai
Siswa
|
Jumlah
Siswa
|
Persentase
(%)
|
1
|
90
– 100
|
-
|
-
|
2
|
80
– 89
|
14 Orang
|
35 %
|
3
|
70
– 79
|
26 Orang
|
65 %
|
4
|
<
70
|
-
|
-
|
Jumlah
|
40 orang
|
Sumber : DKN
Siswa SMK Negeri 1 Merdeka TP 2011/2012
Seperti yang telah diuraikan sebelunya bahwa masih rendahnya nilai siswa pada tabel 1 diatas dapat
disebabkan berbagai hal. Karena hasil
belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor
internal. Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap hasil belajar, antara lain
: kurikulum , sarana, fasilitas belajar siswa, pemberian mata diklat guru,
lingkungan, dan lain-lain. Sedangkan faktor internal antara lain : kreatifitas
belajar, minat kejuruan, motivasi belajar, kedisplinan dalam belajar, dan
lain-lain. Dan dari wawancara
yang dilakukan terhadap guru bidang studi diambil kesimpulan bahwa hasil
belajar Dasar Kompetensi Kejuruan
(DKK) siswa di SMK Negeri 1
merdeka Berastagi, jauh dari yang diharapkan. Hal ini disebabkan
kurangnya minat kejuruan dan kurangnya
fasilitas belajar siswa.
Minat masuk kejuruan
merupakan salah satu faktor penentu dalam bbelajar. Apabila siswa tidak
mempunyai minat masuk kejuruan maka akan berakibat pada kurangnya perhatian
siswa terhadap mata pelajaran yang diberikan oleh guru. Hal ini dikemukakan
Sastrapradja (1981 : 235), bahwa minat merupakan perhatian yang khusus terhadap
bidang tertentu.
Selain minat masuk kejuruan salah satu faktor yang dianggap penting
adalah kelengkapan fasilitas belajar siswa. Kelengkapan fasilitas belajar siswa
merupakan dasar utama yang harus disediakan oleh siswa dalam mengikuti proses
belajar di sekolah dan dalam mengerjakan pekerjaan di rumah yang diberikan oleh
guru. Jadi kelengkapan fasilitas belajar siswa merupakan dasar utama yang
mendukung mata pelajaran pada SMK diantaranya Dasar Kompetensi Kejuruan
(Menerapkan Dasar-Dasar Gambar Teknik)
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Hubungan Minat Masuk
Kejuruan dan Kelengkapan Fasilitas Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Dasar
Kompetensi Kejuruan (DKK) Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar
Bangunan SMK Negeri 1 Merdeka Berastagi Tahun Pembelajaran 2012/2013”.
B. Identifikasi
Masalah
Dari latar belakang yang
dikemukakan dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu:
1.
Seberapa besar peranan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
dalam mengisi pembangunan di Indonesia?
2.
Mengapa para lulusan siswa SMK banyak yang tidak siap
pakai di lapangan pekerjaan?
3.
Faktor apa yang mempengaruhi hasil belajar siswa kelas X Program
Keahlian Teknik Gambar Bangunan
SMK Negeri 1 Berastagi?
4.
Bagaimana minat kejuruan siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri X Merdeka berastagi?
5.
Bagaimana kesiapan siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1
Berastagi sebagai calon tenaga kerja?
6. Bagaimanakah kondisi Fasilitas belajar siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Berastagi?
7. Faktor
apa sajakah yang mempengaruhi hasil belajar kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1
Berastagi?
8. Bagaimana
hasil belajar Dasar Kompetensi
Kejuruan (Menerapkan Dasar-Dasar Gambar Teknik) kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Berastagi ?
9. Apakah
ada hubungan minat kejuruan dengan
hasil belajar Dasar Kompetensi
Kejuruan (Menerapkan Dasar-Dasar Gambar Teknik) kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Berastagi ?
10. Apakah
ada hubungan kelengkapan
fasilitas belajar siswa dengan hasil belajar Dasar Kompetensi Kejuruan (Menerapkan Dasar-Dasar Gambar
Teknik) kelas
X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Berastagi ?
11. Apakah
ada hubungan minat kejuruan dan kelengkapan fasilitas belajar siswa terhadap
hasil belajar Dasar Kompetensi
Kejuruan (Menerapkan Dasar-Dasar Gambar Teknik) kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Berastagi ?
12. Apakah
siswa kelas X Program Keahlian Teknik
Gambar Bangunan di
SMK Negeri 1 Merdeka Berastagi
Tahun Pembelajaran
2012/2013 mempunyai minat kejuruan
yang tinggi ?
C. Pembatasan Masalah
Mengingat
luasnya permasalahan dan terbatasnya waktu maka diperlukan adanya pembatasan
masalah agar dapat menjauhkan diri dari timbulnya penafsiran yang berbeda. Maka
agar hasil penelitian ini dapat lebih terarah, ruang penelitian ini hanya
membahas: hubungan minat
kejuruan dan kelengkapan fasilitas
belajar siswa siswa terhadap hasil belajar Dasar Kompetensi Kejuruan (Menerapkan Dasar-Dasar
Gambar Teknik) kelas X Program
Keahlian Teknik Gambar Bangunan
SMK Negeri 1 Berastagi Tahun
Pembelajaran 2012/2013
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah
penelitian, maka peneliti mengajukan rumusan masalah penelitian ini sebagi
berikut:
1.
Seberapa besar minat kejuruan siswa kelas X jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Merdeka berastagi ?
2. Apakah
terdapat hubungan yang positif dan berarti minat kejuruan dan hasil belajar Dasar Kompetensi Kejuruan ?
3. Apakah
terdapat hubungan yang positif dan berarti kelengkapan fasilitas belajar siswa
dan hasil belajar Dasar
Kompetensi Kejuruan ?
4. Apakah
terdapat hubungan yang positif dan berarti minat kejuruan dan kelengkapan fasilitas belajar siswa dengan
hasil belajar Dasar Kompetensi
Kejuruan ?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai
dengan batasan masalah di atas maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk
mengetahui seberapa besar minat kejuruan dari siswa kelas X jurusan teknik gambar bangunan SMK Negeri 1 Merdeka Berastagi ?
2. Untuk
mengetahui tingkat kecenderungan minat
kejuruan
siswa kelas X Program Keahlian Teknik
Gambar Bangunan di
SMK Negeri 1 Merdeka Berastagi
Tahun Pembelajaran
2012/2013.
3. Untuk
mengetahui tingkat kecenderungan kelengkapan
fasilitas belajar siswa kelas X
Program Keahlian Teknik Gambar
Bangunan di
SMK Negeri 1 Merdeka Berastagi
Tahun Pembelajaran
2012/2013.
4. Untuk
mengetahui hubungan minat kejuruan dan kelengkapan
fasilitas belajar siswa dengan hasil Dasar Kompetensi Kejuruan (Menerapkan Dasar-Dasar Gambar
Teknik) kelas
X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Berastagi
F. Manfaat Penelitian
Adapun
manfaat penelitian adalah:
1. Untuk
memberikan informasi tentang hubungan Miinat Kejuruan dan Kelengkapan Fasilitas Belajar Siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 1 Merdeka Berastagi Tahun Pembelajaran 2012/2013
2. Sebagai bahan masukan bagi Jurusan Pendidikan Teknik
Bangunan Universitas Negeri Medan, selaku penghasil guru teknik khususnya
jurusan pendidikan teknik bangunan.
3. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi lembaga
pengelola pendidikan, orang tua
siswa dan khususnya guru program keahlian Teknik Gambar Banguan
dalam upaya peningkatan mutu lulusan SMK Negeri 1 Merdeka Berastagi
4. Sebagai masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan
dalam dalam bidang pendidikan kejuruan.
5. Sebagai referensi bagi mahasiswa yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut
6. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh berbagai
pihak sebagai bahan informasi untuk pengembangan ilmu dalam teknologi dalam
bidang pendidikan dan
ketenaga kerjaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi,
H. Abu, 2003. Psikologi Umum. Jakarta:
Rineka Cipta
Arikunto,
Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto,
Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arsyad, Arshad.
2000. Media Pengajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Arsyad, Arshad.
2002. Media Pembelajaran, edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Damiyati
dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, (1998). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Daradjat,
Zakiah. 2004. Teori Dasar Gambar Teknik.
http://typecat.com/pdf/teori-dasar -gambar-teknik.html.
diakses 31 Oktober 2012.
Djamarah,
S.B. dan Zain, A. (2002). Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Gagne, R. M. 1985. The Condition
of Learning and Theory of Instruction, 4th ed. New York:
CBS College Publishing.
Gagne,
R.M. dan Brigs, L.J. (1979). Principles
Of Instructional Design. New York: Holt Rinehart and Winston.
Gulo, W.
2002. Metodologi Penelitian. Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia
Hamalik, O. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara
http://4putciput.weebly.com/uploads/1/3/5/5/1355290/8324207.pdf. (diakses
4 November 2012)
http://www/google.co.id://Pendidikan
Kejuruan(SMK). (diakses 14 Oktober 2012)
Johari,
Amin. 2007. Pengaruh Disiplin Belajar, Lingkungan Belajar, dan Variasi Mengajar
Guru Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA PGRI 1 Kebumen Tahun Ajaran 2005/2006.
Semarang: Skripsi Universitas Negeri Semarang. (http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH0149/f980f59c.dir/doc.pdf.
diakses 4 November 2012).
Kartini,
Kartono. 1985. Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi, Jakarta:
Rajawali.
Kemit.
Br Enita Arbina. 2007. Hubungan Antara Minat Masuk Sekola Menengah Kejuruan
(SMK) dan Motivasi Intrinsik Dengan Hasil Belajar Menggambar Teknik Pada Siswa
Tingkat I Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P
2006/2007. 2007 : Skripsi : Universitas Negeri Medan.
Khumaidi,
In’am. Pengaruh Lingkungan Keluarga Dan Sarana Prasarana Belajar Di Rumah
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 1 Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di
MAN Malang 1 Tlogomas, 2009. skripsi : Universitas Islam Negeri
Malang.
Kherid, Zaitun, Y.A. 2009. Sumber
Belajar Dari Berbagai Macam Sumber. (on line). http://purwanto.web.id/wp-content/uploads/2009/01/sumber-belajar-dapat-dari-bermacam.pdf
Mulyasa. 2005. Manajemen Berbasis
Sekolah. Jakarta : Depdiknas.
Mustahmid,
Anang. 2008. Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Belajar di Sekolah dan
Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Kelas XI di SMK Negeri 1 Bojonegoro.
Malang: Skripsi Universitas
Negeri Malang. (online). (http://etd.eprints.ums.ac.id/5022/ diakses 20 Oktober
2012).
Nababan,
Dimpu. 2012. Hubungan Fasilitas Bengkel Bangunan Dan Minat
Belajar Dengan Hasil Belajar Praktek Batu Pada Siswa Kelas XI Program Keahlian
Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Pematangsiantar Tahun Ajaran 2012/2013.
Skripsi Universitas Negeri Medan.
Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Jakarta : Depdiknas.
Poerwdarminta. 1998. Sarana dan Fasilitas Belajar. Jakarta :
Rineka Cipta
Prantiya. 2008. Kontribusi
Fasilitas Belajar dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Kimia pada
Siswa SMA Negeri 1 Karangnongko Kabupaten Klaten. Tesis tidak diterbitkan.
Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Purwanto,
Ngalim, Pskologi Pendidikan, Bandung : Remadja Karya, 1985.
Puspitaningtyas,
Rinda. 2009. Pengaruh Disiplin Belajar dan Fasilitas Belajar Terhadap
Prestasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Kartasura Tahun
2008/2009. Surakarta: Skripsi thesis Universitas Muhammadiyah.
(online). (http://etd.eprints.ums.ac.id/455/).
Sabri, Ahmad. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta.
Kencana
Sam, Arianto. 2008. Pengertian
Fasilitas Belajar, (On line), (http://sobatbaru.blogspot.com/2008/10/pengertian-fasilitas-belajar.html
diakses 07 November 2012).
Sadiman, A.S., Rahardjo, R.,
Haryono, A., & Rahadjito. 1990. Media Pendidikan: Pengertian,
Pengembangan dan Pemanfaatannya, edisi 1. Jakarta: CV. Rajawali.
Slameto.
2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Subroto,
Suryo. 1990. Beberapa Aspek Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Subroto,
Suryo. 1998. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Soemanto,
Wasty, & Soetopo, Hendiat, Dasar dan Teori Pendidikan Dunia tantangan
bagi para Pemimipin Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1982.
Soedjana, 2002. Metode Statistika: Bandung: Tarsito
Suardiman,
Siti Partini .1988. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Studying.
Sugiyono.
1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Suryabrata,
Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Soemanto,
Wasty. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Suparno (2008). Teknik
Gambar Bangunan, Jilid 1, Jakarta. Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Timbul Purwoko, Bedjo
(1980). Petunjuk Praktek Batu dan Beton,
Jakarta. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta.
Undang-Undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional, (Online), (http/// www. depdiknas.go.id/
UU RI No 20/2003-Sistem Pendidikan Nasional,
html, diakses 9 September 2012)
Walgito,
B. 1993. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi Offset
Wikipedia,
2010. Sekolah Menengah Kejuruan. From (http://id.wikipedia.org,
diakses 9 september 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar